Jumat, Januari 01, 2010

KHUTBAH IDUL FITRI 1430 H





PERIRI ADEKNE SERIRI

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الله أكبر 9×

اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْراً وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً، لاَإلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْداً لِلْمُسْلِمِيْنَ وَحَرَّمَ عَلَيْهِمْ فِيْهِ الصِّياَمَ، وَنَزَّلَ الْقُرْآنَ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّناَتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ، نَحْمَدُهُ وَنَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ إِحْسَانِهِ وَهُوَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَ يَمُوْتُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ وَ لاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ. وأُصَلِّيْ وَاُسَلِّمُ عَلَى الْقَائِدِ وَالْقُدْوَةِ مُحَمَّدٍ بْنِ عَبْدِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَذُرِّيَّتِهِ، وَمَنْ دَعاَ اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ وَمَنْ جاَهَدَ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ حَقَّ جِهاَدِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ!

Allahu Akbar 3x Walillahil Hamd
Alhamdulillahirabbilalamain. Sak pertame dait sak paling apling utama tipak pelungguhde tiang mangkin niki, silak teaturin puja lan syukur tipakde side Allah SWT atas segala limpahan karunia dan magfirahNya tipak pelungguhde tiang senamian, sehingge mangkin niki masih tekicanin nikmat kesempatan, kesehatan dait kekuatan adekte sak mauk beribadah lek bulan Ramadhan sak sampun liwat. Mudah mudahan Allah SWT icanin pelungguhde tiang kesempatan beribadah lek bulan puasa le waktu sak jak dating, amien ya rabbal alamin.
Shalawat serta salam atas junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW atas segala petunjuk dan bimbingannya sehingga kita semua tetap dalam garis iman dan Islam marak sak mangkin niki.

Allahu akbar3 walillahil hamd……
Hadlirin-hadlirat  sidang shalat Ied Rahimakumullah……
Jelo niki, pelungguhde tiang berkumpul le majlis niki dalam rangka tebareng bareng ngerayaan spook jelo sak berue jelo kemenangan bagi pelungguhde tiang. Jelo sak santer isikne mulie kance peno isik hikmah, sengak lek jelo niki pelungguhde tiang terekeng pade marak manusie sak barukne teanakan isik inakne, yakni suci lahir maupun bathin. Mekeranak nike lek jelo sak mulie niki, teindengan napi ruen pegawean kance amalan-amalan sak sampun pekungguhde tiang laksanak lek dalem bulan ramadhan sak sampun liwat. Lamun arak kebagusan, mudah-mudahan sayanne jari solah, lamun arak ruen sak kurang bagus silakte periri adekne jari sayan bagus.

Allahu akbar3 walillahil hamd……
Hadlirin-hadlirat  sidang shalat Ied Rahimakumullah……
Bulan ramadhan niki adalah bulan sak santer penok isik hikmah. Salak sopok lekan hikmah nike adalah tanda atau bukti lekan keimanan sak arak lek pelungguhde tiang le dalem melaksanakan perintah Allah sak arak dalam hal pause. Perintah niki santer isikne berat sengakne harus sejajar antare lahir dait bathin. Secare lahir, puase berarti menahan diri lekan makan, minum dait berhubungan senine semame lekan terbit fajar sampai terbenam matahari. Hal niki berarti bahwa selamen pelungguhde tiang ngelaksanaan puase berarti awak pelungguhde tiang harus istirahat lekan selapuk ruen kenikmatan-kenikmatan jasmaniah berupa makan minum dait hubungan badan. Padahal selapuk larangan niki merupakan kebutuhan pokok lek dalem hidup pelungguhde tiang. Lamunte patik perintah niki, berarti arak unsure pengorbanan tipa awak.  Mekeranak niki, perintah puasa niki hanya berlaku tipa panjak de sisde Allah taala sak bedoe keimanan dait keyakinan tipa deside Allah. Ndekne mungkin jak mele laksanak perintah niki lamun ndek arak keimanan dait keyakinan. Napilagi harus korbanan ruen kebutuhan primer sak harus arak tipa awak.
Dalem sopok riwayat, sampun tejelasan lek sejarah tewajiban puasa niki. Sopok jelo, sesampunan sak teciptaan akal dait nafsu sak jari isin aten nabi Adam, Allah SWT ngendike tipa Akal dait NAfsu adekne datang menghadap. Dimin wah dating akal dait nafsu, Allah ngendike pertama kali tipa Akal : Wahai Akal Siapakah engkau dan siapakah aku? Akal langsung menjawab : meran, tiang adalah panjakde side, sedangkan side adalah Tuhan kaji. Langsung teperintah nafsu tulak malik tipak aten nabi Adam. Selanjutne Allah ngendike tipa nafsu : Wahai Nafsu, siapakah engkau dan siapakah aku? Nafsu menjwab, aku jak aku, side jak side senoh. Sengakne ndek man pas jawaban niki, nafsu langsung diuji isik sikse berue nerake sak santer isikne panas selame 300 tahun. Sesampunan jalani sikse nike, nafsu tesuruk menghadap malik terusne teketuan marak peketuanan sak mule : sai side kance sai aku, jawabne masih tetep : aku ya aku, side ya side, marak sak sampun liwat. Akhirne malikne tesiksa nafsu niki lek nerake sak berisi es sak santer nyet selama 300 tahun. Dimin selesai malikne tesuruk mengahadap terusne mailik teketuan : Sai side, sai aku. Jawabane masih tetep : aku ya aku, side ya side. Sengakne masih jawaban niki ndekman pas, akhirne malikne tesepuk nafsu, laguk mangkin niki ujian sak tebeng tipa nafsu berue lapah selama 300 tahun endah. Nah barukne sak telu jelo dait lapah niki, nafsu langsung ndekne tahen terus langsungne menghadep tipakde side Allah sambil ucapan : Tiang panjakde kance side adalah Tuhan kaji. Menurut riwayat niki, ye ampokne teuji nafsu sak arak le pelungguhde tiang isik puasa berue lapah, adekte sak inik tulakan dirik pelungguh tiang tipa deside Allah, kance adekte bau andek ruen nafsu nyenyedak sak  arak lek rage pelungguhde tiang.

Allahu Akbar 3x Walillahil Hamd
Hadirin yang dimuliakan Allah. Di bulan Ramadhan, kita semua merasa sangat berbahagia, tak terasa berlinang air mata, mengingat akan kealpaan, dosa, kelalaian, dan kemaksiatan diri. Inilah bulan tempat kita berkaca dan memperbaiki diri. Inilah Bulan penuh ampunan. Ampunan atas seluruh dosa kita sebelumnya, sehingga kita bagaikan manusia yang terlahir kembali. Subhanallah Allahu Akbar.

Ada getar keharuan dalam hati kita. Ramadhan yang penuh berkah, berlimpah rahmat, dan ampunan Allah, telah meninggalkan kita. Akankah kita bertemu dengan Ramadhan berikutnya? Wallahu a’lam. Kita tidak tahu.

Tapi ada pertanyaan penting yang perlu kita tanyakan pada diri kita. Apa yang kita dapatkan melalui puasa kita sepanjang bulan Ramadhan kemarin? Benarkah kita menjadi makin bertakwa? Bila benar, mengapa semua itu tidak berkorelasi dengan upaya perbaikan kondisi masyarakat dan umat di sekitar kita? Kemiskinan tetap merajalela, korupsi makin menggila, penindasan tak kunjung reda, kerusakan moral, pornografi dan pornografi serta beragam bentuk kriminalitas makin tak terkira. Lihatlah apa yang terjadi di sekeliling kita. Hidup semakin terasa berat. Beban ekonomi dan sosial seolah tak tertahankan. Antri minyak di mana-mana. Sementara, segelintir orang bergelimang dalam kemewahan. Dengarlah pula jerit tangis saudara-saudara kita seiman di Palestina, Irak dan Afghanistan serta negeri lainnya. Mereka melewati bulan Ramadhan di tengah ancaman senjata. Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya serta kaum zionis tanpa henti terus menumpahkan darah, melecehkan kehormatan dan merampas kekayaan umat di sana. Sampai kapan semua ini akan berakhir?

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,…!
Inilah sekilas wajah umat Islam saat ini. Umat yang disebut Allah sebagai khayra ummah, kini menjadi pecundang bukan pemenang, terpuruk di segala bidang. Mengapa semua ini terjadi? Jika kita meneliti dengan cermat, sesungguhnya penyebab utama dari keterpurukan umat Islam adalah pada fakta, bahwa umat Islam tidak lagi bersatu dalam satu kepemimpinan seorang Khalifah, dan kehidupan umat tidak diatur dengan aturan Islam tapi dengan sistem Kapitalisme Sekular. Aturan Allah SWT diabaikan. Padahal Allah SWT berfirman:

ô وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى ﴿١٢٤﴾
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. (TQS. Thaha[20]:124)

Allahu Akbar 3x Walillahil Hamd
Hadirin jamaah shalat ‘Idul Fitri yang dirahmati Allah SWT
Kita akan lepas dari keterpurukan bila kita menanggalkan Kapitalisme dan kembali kepada syariah Islam. Kini Kapitalisme sedang menunggu kehancuran dirinya sendiri. Banyak bukti yang menunjukkan hal tersebut. Di antaranya:

Pertama, Kapitalisme melahirkan ketidakadilan (inequality) atau kesenjangan ekonomi di tengah masyarakat. Tiga belas ribu keluarga terkaya di Amerika saat ini memiliki pendapatan yang sama dengan 20 juta orang penduduk paling miskin. Tiga belas ribu keluarga itu memiliki pendapatan 300 kali lipat dari pendapatan keluarga rata-rata. Di Indonesia, puluhan juta orang berpenghasilan kurang dari satu dollar atau sekitar Rp 9.200 per orang perhari. Tapi tidak sedikit orang yang untuk satu kali makan siangnya saja menghabiskan Rp 150.000.

Kedua, Kapitalisme adalah sistem yang menjajah. Kapitalisme dunia hanya dapat mempertahankan hidupnya lewat eksploitasi yang dilakukan atas Dunia Ketiga. Dunia Ketiga, termasuk Indonesia, dijadikan sebagai daerah pinggiran (periphery) yang sangat bergantung pada, dan dieksploitasi oleh, kekuatan-kekuatan kapitalis negara-negara besar.

Ketiga, Kapitalisme yang secara teoritis memberikan kesempatan sama (equality of opportunity) kepada setiap anggota masyarakat, dalam kenyataannya bersifat diskirminatif, bahkan rasis. Hanya mereka yang dekat kepada pusat kekuasaan saja yang lebih banyak mendapatkan akses informasi, modal, dan kesempatan. Diskriminasi juga berlanjut di bidang hukum. Dengan kekuatan dana yang dimiliki, para pemilik modal mampu membeli hukum. Akhirnya proses hukum tidak berjalan sebagai mana mestinya atas mereka. Lepasnya para konglomerat hitam pengemplang dana ratusan triliun rupiah dana BLBI adalah bukti yang sangat nyata.

Keempat, semboyan Kapitalisme yang berupa “berproduksi untuk dapat berproduksi lebih besar” (to produce, to produce and to produce) menyebabkan keserakahan dan berkembangnya kehidupan yang materialistik. Akibat mementingkan produksi atas segala-galanya itu, kapitalisme pada umumnya merusak ekologi yang seharusnya dilestarikan. Polusi udara, sungai dan lautan, banjir dan longsor, sesungguhnya berasal dari keserakahan kapitalisme yang bernafsu menjalankan produksi tanpa batas.

Kelima, Kapitalisme menciptakan pola hidup konsumeris. Hal ini melahirkan “masyarakat pembosan” (throw-away society). Manusia-manusia dalam masyarakat kapitalis tidak ada yang betah bergaul dengan barang-barangnya dalam tempo relatif lama. Kecenderungan ini juga menghinggapi kehidupan perkawinan mereka dengan gonta ganti pasangan. Hasilnya, di Austria orang bisa berganti pasangan 30 kali dalam setahun. Angka perceraian pun tinggi (throw-away marriage), praktek pelacuran, pornografi dan porno aksi berkembang. Di AS berdasarkan angka statistik nasional, 1,3 perempuan diperkosa setiap menitnya, dan 1.872 perhari ---683.280 pertahun (Islam the Choice of Thinking Women). Di Amerika diperkirakan setiap hari terjadi 1,5 juta hubungan seks dilakukan dengan bayaran uang yang telah disepakati kedua belah pihak.

Keenam, demi kepentingan ekonominya, kekuatan-kekuatan kapitalis selalu bersikap double-standard. Mereka bicara soal penentuan nasib sendiri dan demokrasi, tapi mereka mendukung penguasa diktator seperti Musharraf dan Karimov. Mereka berteriak tentang supremasi hukum dan perdamaian, namun faktanya mereka menjajah, menjarah dan membunuh di mana-mana. Di Irak saja lebih dari 650.000 jiwa dihabisi. Mereka seakan berbuat baik dengan menawarkan pemotongan hutang, tapi mereka menjerat leher dunia dengan IMF dan Bank Dunia. Mereka bicara pemberantasan korupsi, tetapi mereka menggelontorkan uang ratusan juta dollar kepada para penguasa di negeri-negeri Muslim untuk menelorkan undang-undang yang menguntungkan mereka. Mereka berbicara masalah HAM tapi mereka melakukan penyiksaan biadab di Guantanamo, Abu Ghraib, dan penjara-penjara rahasia.

Semua itu menunjukkan, bahwa Kapitalisme di bawah pimpinan AS dan negara-negara Kafir penjajah lainnya, telah kehilangan otoritas moralnya untuk memimpin dunia. Realitas itu pun menggambarkan bahwa peradaban Kapitalisme telah memasuki kemunduran yang permanen. Melihat bukti-bukti kerusakan itu, sudah semestinya kita menghentikan sekarang juga sistem rusak buatan manusia itu. Kita perlu pengganti. Tidak ada solusi alternatif kecuali syariah! Dan syariah itu diterapkan oleh Khilafah, karena Khilafah pula satu-satunya yang mampu menyatukan umat Islam di seluruh dunia.

Hadirin jamaah Rahimakumullah,
Bila demikian, nyatalah bahwa Kapitalisme itu sudah berada di ujung tanduk. Sebaliknya, Khilafah sudah ada di depan mata. Mengapa?

Pertama, bangkitnya kesadaran umat secara menyeluruh, bukan hanya di Indonesia, tetapi di seluruh dunia; bahwa mereka miskin, lemah dan tidak berdaya, karena mereka tidak bersatu dan terjajah, atau belum merdeka. Karena itu, kesadaran untuk bangkit dan merdeka pun menyeruak di mana-mana. Kapitalisme global telah menjadi musuh bersama umat, bahkan bukan saja umat Islam, tetapi juga seluruh umat manusia.

Kedua, bangkitnya kesadaran umat Islam untuk kembali kepada agamanya. Ini bisa dilihat dari tingginya survei-survei yang dilakukan di negeri kaum Muslim, yang menggambarkan tingginya keinginan mereka untuk menerapkan syariah. Bahkan, mereka juga mendambakan kesatuan dunia Islam dalam satu negara Khilafah. Bukan hanya itu, maraknya syiar dan kegiatan keislaman yang dilakukan oleh seluruh kelompok umat Islam, bukan saja kalangan santri, tetapi juga berbagai kalangan lainnya.

Ketiga, bangkitnya sentimen umat anti penjajah, juga membawa kesadaran baru mereka terhadap para antek dan komprador penjajah yang selama ini menjadi kakitangan mereka. Lebih jauh, juga ditunjukkan dengan ketidakpercayaan umat untuk tidak memilih mereka dalam proses pemilu, yang ditunjukkan dengan tingginya angka golput di hampir seluruh Pilkada.

Pada sisi lain, Allah SWT telah berjanji kepada kita:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ ﴿٥٥﴾

Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. (TQS. An-Nur [24]: 55).

Dan, Rasulullah saw. pun bersabda:

«اِنَّ اللهَ زَوَى لِى الاَرْضَ فَرَاَيْتُهَا مَشَارِقَهَا وَ مَغَارِبَهَا وَ سَيَبْلُغُ مُلْكُ اُمَّتِى مَا زُوِيَ لِيْ مِنْهَا»
Sesungguhnya Allah telah memperlihatkan kepadaku bumi ini hingga aku melihat ufuk timur dan ufuk baratnya. Dan kekuasaan umatku akan sampai pada apa yang telah diperlihatkan kepadaku. (HR. Muslim).

Kapitalisme sistem batil, sementara syariah dan Khilafah adalah sistem yang haq. Dan, sistem haq pasti akan menang. Bukankah Allah SWT berjanji:

بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهُ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٌ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُونَ ﴿١٨﴾
Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu mensifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya) (TQS. Al-Anbiya [21]:18).

Allahu Akbar (3x), wa lillahil hamd
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.
Kita adalah umat terbaik, sekali lagi umat terbaik, yang dilahirkan untuk seluruh umat manusia. Kita adalah pengikut Rasulullah Saw, Nabi terakhir dan pemimpin para Rasul. Nenek moyang kita adalah para Khulafa’ Ar-Rasyidin, para panglima Mujahidin. Allah berjanji menolong siapa saja yang menolong-Nya, dan janji Allah pasti benar. Semua ini tidak hanya berlaku di Akhirat, tapi juga berlaku di Dunia, di mana kemenangan, keberhasilan, dan kebangkitan umat ini benar-benar akan terwujud kembali. Allah SWT berfirman:

إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ ﴿٥١﴾
Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). (TQS. Ghafir [40]: 51)

Akhirnya, di hari yang mulia ini, setelah sebulan penuh kita membangun dan meningkatkan ketakwaan kita selama Ramadhan, yang penuh rahmah dan maghfirah, kami menyerukan kepada seluruh umat Islam, para pimpinan ormas, orpol, ulama, wakil rakyat, wartawan, anggota TNI/Polri, pejabat pemerintah, cendekiawan, usahawan dan serikat-serikat pekerja, serta para pemuda dan mahasiswa, untuk secara sungguh-sungguh mengamalkan syariah Islam dan berjuang bersama bagi tegaknya Khilafah dan syariah secara kaffah, dan menempatkan perjuangan penegakan syariah sebagai agenda utama kaum Muslim. Sesungguhnya, penerapan syariah dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara, merupakan kewajiban setiap Muslim, sekaligus merupakan wujud keberhasilan kita dalam meraih ketakwaan.

Semoga Allah SWT memberi kita kesabaran dan kekompakan, serta memungkinkan saudara untuk memainkan peran yang penting dalam menegakkan dan memperjuangkan datangnya negara Khilafah. Allah SWT berfirman:

  فَاللّهُ خَيْرٌ حَافِظاً وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ ﴿٦٤﴾
“Maka Allah adalah sebaik-baiknya penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang” (TQS Yusuf [12: 64])

Allahu Akbar 3x Walillahil Hamd
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Semoga Allah SWT memberikan kepada kita kekuatan iman dan semangat untuk menjalankan hukum-hukum Allah SWT. Serta mengelompokkan kita dalam golongan pejuang-pejuang Islam, yang berupaya mewujudkan Khilafah, yang mengikuti manhaj (metode) Nabi Saw. Marilah kita berdoa kepada Allah SWT agar amal ibadah kita selama bulan Ramadhan diterima di sisi Allah SWT, dan kita berhasil meraih derajat takwa.

اَللّهُمَّ صَلِّى وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعَا إِلَى اللهِ بِدَعْوَةِ اْلإِسْلاَمِ وَمَنْ تَمَسَّكَ بِسُنَّةِ رَسُوْلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ بِإِحسْاَنٍ اِلى يَوْمِ الدِّيْنِ
أَللّهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ بِاْلإيْماَنِ كاَمِلِيْنَ وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ وَلِلدَّعْوَةِ حَامِلِيْنَ وَبِاْلإِسْلاَمِ مُتَمَسِّكِيْنَ وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ وَفِي اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ وَلِلنِّعَمِ شاَكِرِيْنَ وَعَلَى اْلبَلاَءِ صاَبِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ بِلاَدَنَا هَذَا وَسَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ سَخَاءً رَخاَءً، اَللَّهُمَّ مَنْ أَرَادَناَ سُوْأً فَاَشْغِلْهُ فِي نَفْسِهِ وَمَنْ كَادَنَا فَكِدْهُ وَاجْعَلْ تَدْمِيْرَهُ فِي تَدْبِيْرِهِ. اَللَّهُمَّ اجْعَلْناَ فِيْ ضِمَانِكَ وَأَمَانِكَ وَبِرِّكَ وَاِحْسَانِكَ وَاحْرُسْ بِعَيْنِكَ الَّتِيْ لاَ تَناَمُ وَاحْفَظْناَ بِرُكْنِكَ الَّذِيْ لاَ يُرَامُ.
اَللّهُمَّ يَا مُنْـزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ الْحِساَبِ وَمُحْزِمَ اْلأَحْزَابِ اِهْزِمِ اْليَهُوْدَ وَاَعْوَانَهُمْ والَصَلِّيْبِيِّيْنَ الظَّالِمِيْنَ وَاَنْصَارَهُمْ وَالرَّأْسُمَالِيِّيْنَ وَاِخْوَانَهُمْ وَ اْلإِشْتِرَاكَيِّيْنَ وَالشُيُوْعِيِّيْنَ وَاَشْيَاعَهُمْ
وَنَسْأَلُكَ اللَّهُمَّ تَحْرِيْرَ بِلاَدِ فَلَسْطِيْنِ وَاْلأَقْصَى، وَالْعِرَاقِ، وَ الشَّيْشَانَ، وَ أَفْغَانِسْتَانَ، وَسَائِرِ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ نُفُوْذِ الْكُفَّارِ الْغَاصِبِيْنَ وَ الْمُسْتَعْمِرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ ارْحَمْ اُمَّةَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَحْمَةً عَامَّةً تُنْجِيْهِمْ بِهَا النَّارَ وَتُدْخِلْهُمْ بِهَا الْجَنَّةَ. اَللَّهُمَّ اَيُّمَا عَبْدٍ اَوْ أَمَةٍ مِنْ اُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ يُحِبُّنَا وَيَدْعُوْ لَنَا فَثَقِّلْ مِيْزَانَهُ وَحَقِّقْ اِيْمَانَهُ وَاجْعَلْهُ فِي الْجَنَّةِ الْفِرْدَوْسِ اْلاَعْلَى. وَاَيُّمَا عَبْدٍ اَوْ اَمَةٍ مِنْ اُمَّةِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَلَى خَطَأِ وَهُوَ يَظُنُّ اَنَّهُ عَلىَ الْحَقِّ فَرُدَّهُ اِلَى الْحَقِّ رُدًّا جَمِيْلاً. اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا ِلإِخْوَانِناَ الْمُسْلِمِيْنَ حَيِّنِيْنَ لَيِّنِيْنَ سَهِّلِيْنَ حَبِيْبِيْنَ قَرِيْبِيْنَ. وَنَسْأَلُكَ اَنْ تَجْعَلَناَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُيَسِّرِيْنَ وَلاَ تَجْعَلَناَ مُعَسِّرِيْنَ وَمُنَفِّرِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اجْعَلِ الْقُرْآنَ الْكَرِيْمَ رَبِيْعَ قُلُوْبِنَا وَنُوْرَ اَبْصَارِنَا وَذِهَابَ أَحْزَانِنَا وَجَلأََ هُمُوْمِنَا، اَللَّهُمَّ عَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا وَذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِيْنَا وَارْزُقْنَا تِلاَوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَ أَطْرَافَ النَّهَارِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الَّذِيْنَ يَحِلُّوْنَ حَلاَلَهُ وَيُحَرِّمُوْنَ حَرَامَهُ وَيَتْلُوْنَ حَقَّ تِلاَوَتِهِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ هَادِيًا لَنَا فِي حَيَاتِنَا وَمُؤْنِسًا لَنَا فِي قُبُوْرِنَا وَحُجَجًا لَنَا مِنَ النَّارِ وَقَائِدًا لَنَا اِلَى الْجَنَّةِ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَ التُّقَى وَ الْعَفَافَ وَالْغِنَى نَاتِجَةً مِنْ صِيَامِنَا وَ اجْعَلْهُ شَافِعًا لَنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِإِذْنِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةَ الْخِلاَفَةِ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ تُعِزُّ بِهَا اْلإِسْلاَمَ وَاَهْلَهُ وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَاَهْلَهُ، وَ اجْعَلْناَ مِنَ الْعَامِلِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ لإِقَامَتِهَا
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّا مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا دُعَائَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا، اَللَّهُمَّ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَاِفِرِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، كُلُ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْرٍ
        اللهُ أَكْبَرْ اللهُ أَكْبَرْ اللهُ أَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدُ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOTTO

Belajarlah Dengan Ikhlas
Bekerjalah Dengan Jujur

mana yang duluan, ayam atau telurnya????