Senin, April 05, 2010

Tinjauan Tentang prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar Siswa
Sebelum dijelaskan lebih lanjut tentang prestasi belajar, penulis ingin menjelaskan pengertian prestasi dan belajar. Menurut Djamarah, Prestasi adalah “hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok”. Purwadarminta mengartikan bahwa “prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya”.
Sedangkan menurut Mas’ud, seperti yang telah dikutip oleh Djamarah yaitu: “prestasi adalah apa yang telah dicapai, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan bekerja”. Lebih khusus lagi, Nasrun Harahap dan kawan-kawan dalam Djamarah memandang dari segi pendidikan memberikan batasan bahwa “prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum”.
Dari beberapa definisi diatas, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang menyenangkan hati baik secara individual maupun secara kelompok yang diperoleh melalui kerja keras dan keuletan. Dalam proses belajar mengajar, prestasi diartikan sebagai hasil yang didapatkan oleh siswa setelah diadakan evaluasi yang dilambangkan dalam bentuk angka dalam bentuk raport.
Kata belajar adalah suatu kata yang sudah tidak asing lagi bagi semua lapisan masyarakat khususnya bagi para pelajar. Kata “pelajar” selalu disebut dan diucapkan setiap hari. Oleh karena itu, banyak ahli dan aliran-aliran dalam pendidikan mendefinisikan masalah belajar.
Menurut James Whittaker dalam Djamarah mengatakan bahwa “belajar adalah sebagai proses dimana tingkah laku ditumbuhkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman “. Dalam hal ini Whittaker lebih melihat bahwa yang dinamakan dengan belajar adalah adanya perubahan yang dialami oleh seseorang dimana semua itu terjadi disebabkan karena adanya latihan-latihan serta pengalaman-pengalaman yang dialami.
Sejalan dengan itu pula, Groubach dalam Djamarah berpendapat bahwa “belajar sebagai aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman”. Begitu pula dengan Howard L.Kingskey mengatakan belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau pelatihan”.
Slameto dan Djamarah juga merumuskan pengertian belajar adalah sebagai suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dalam al-Qur`an sendiri, dengan gamblang Allah memerintahkan kepada manusia untuk membaca dan menggali ilmu pengetahuan agar manusia memperoleh pola pemikiran yang mendorong kemajuan dengan memiliki kepandaian dan kecerdasan, serta memperoleh pengalaman sehingga yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dan dari tingkah laku yang tidak baik menjadi berprilaku budiman.
Dengan membaca berarti seorang anak telah mempunyai kunci hidup yang dapat dipergunakan untuk membuka segala rahasia yang bermaanfaat yang diciptakan oleh Allah dalam dunia dan alam semesta beserta isinya.
Selanjutnya, Oemar Hamalik mendefinisikan belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan untuk memperoleh pengetahuan melalui latihan-latihan pembentukan kebiasaan secara otomatis dan seterusnya atau suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dan lingkungan.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah lebih menekankan pada proses perubahan tingkah laku yang menuju kearah kemajuan atau perbaikan, perubahan-perubahan yang dicapai dalam kasus belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Menurut Djamarah Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dengan segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan/keterampilan yang dinyatakan sesudah hasil penilaian.
Prestasi yang penulis maksud di sini adalah prestasi belajar bahasa Arab siswa yang dapat diketahui dari kemampuan mereka membaca, menulis dan mengungkapkan setiap kata dan kalimat. Dalam setiap kemampuan tersebut terdapat perbedaan penekanan seperti:
a. Membaca, letak penekanannya terdapat pada: kemampuan membaca, mendengar dan memahami bacaan bahasa Arab.
b. Menulis, letak penekanannya terdapat pada: kemampuan menulis, membaca, mencermati, dan memahami tulisan bahasa Arab.
c. Mengungkapkan, penekanannya terletak pada: menyimak, mengucapkan, memahami dan berkomunikasi dengan bahasa Arab.
b. Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Arab
Bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang dipelajari untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, untuk memahami dan meningkatkan informasi, fikiran, perasaan, serta mengembangkan ilmu pengetahuan agama, pengetahuan umum dan sosial budaya.
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Arab meliputi:
1) Unsur-unsur kebahasaan, terdiri dari tata bahasa dan kosa kata bahasa Arab.
2) Keterampilan berbahasa, yaitu menyimak (Istima’), berbicara (Kalam), membaca (Qiro`ah), dan menulis (Kitabah).
3) Aspek budaya yang terkandung dalam teks lisan dan tulisan pada mata pelajaran bahasa Arab yang diajarkan di Madrasah yang berfungsi sebagai bahasa Agama dan Ilmu Pengetahuan, sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, pelajaran bahasa Arab di Madrasah tidak terpisah dari mata pelajaran yang diajarkan pada Madrasah.
c. Upaya guru bahasa arab dalam meningkatkan prestasi bealajar bahasa arab siswa.
Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru bahasa arab dalam meningkatkan prestasi belajar bahasa arab siswa, upaya-upaya tersebut sebagai berikut:
1. Merangsang intelegensi siswa.
Menurut Slameto, kemampuan intelegensi siswa dapat dipengaruhi dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Hendaknya guru turut memperhatikan kondisi kesehatan fisik siswa.
b. Membantu pengembangan sifat-sifat fositip pada diri siswa seperti rasa percaya diri, perasaan diri dihargai.
c. Memperbaiki kondisi motifasi siswa
d. Menciptakan kesempatan belajar yang lebih baik bagi siswa.
e. Memberikan rangsangan belajar sebanyak mungkin.

2. Meningkatkan minat dan perhatian siswa
Minat dan perhatian siswa dalam mata pelajaran bahasa Arab akan meningkat apabila guru senantiasa berupaya ke arah tersebut. Dalam hal ini, yang sangat perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh guru bahasa arab adalah memperbaiki metode mengajar dan menghindari pengajaran yang monoton.
Hal lain yang dapat dilakukan oleh guru bahasa Arab adalah meningkatkan perhatian dan pengawasan kelas pada saat proses belajar mengajar berlangsung sehingga siswa bisa termotifasi untuk ikut aktif dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.

Kamis, April 01, 2010

metode Eklektik dalam pembelajaran


Kajian Tentang Metode Eklektik
a.       Pengertian Metode Eklektik
Sebelum dijelaskan lebih lanjut tentang metode eklektik, penulis ingin menjelaskan tentang pengertian metode. Menurut Edward Anthony yang dikutip oleh Effendi bahwa metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan.[1]
Sedangkan metode eklektik adalah metode yang merupakan pemilahan dan penggabungan.[2] Dalam bahasa Arab, metode ini dikenal dengan beberapa nama antara lain: Toriqah al-Intiqo’iyyah, Toriqah al-Mukhtarah, dan Tariqah Taufiqiyyah.
Metode ini merupakan metode pengajaran bahasa asing (Arab) dengan cara menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab di depan kelas melalui bermacam kombinasi beberapa metode.[3]
Dalam pelaksanaannya, guru dapat mengkombinasikan beberapa metode yang dianggap cocok untuk kondisi siswa yang diajar. Tentunya guru yang bersangkutan dapat lebih luwes dalam mengajar, karena tidak terpaku pada satu metode saja, dan juga dengan menggunakan metode gabungan (eklektik) guru dapat meminimalkan kelemahan masing-masing metode dan memaksimalkan keunggulan masing-masing metode yang digabungkan tersebut.
b.      Asumsi-Asumsi Munculnya Metode Eklektik
Metode ini didasarkan atas beberapa asumsi yaitu:
1.      Tidak ada metode yang ideal karena msing-masing metode3 mempunyai segi kelebihan dan kekurangan.
2.      Setiap metode mempunyai kelebihan dan dimanfaatkan untuk mengaktifkan pelajaran.
3.      Lahirnya metode baru bukan untuk menyaingi metode lama, akan tetapi sebagai penyempurnaan.
4.      Tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, semua guru, semua siswa dan semua program pengajaran.
5.      Yang terpenting dalam pengajaran adalah memenuhi kebutuhan pelajar.
6.      Setiap guru memilki wewenang dan kebebasan untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan pelajar.[4]

c.       Beberapa Bentuk Penggabungan Dalam Metode Eklektik
1.      Sadtono (1978) menyarankan agar porsi manipulatif dan komunikatif dalam pengajaran diatur secara gradual.
2.      Model yang menjembatani latihan-latihan manipulatif dengan latihan-latihan manipulatif.
Paulston (1971) mengenalkan tiga corak drill yaitu:
manipulatif         bermakna          komunikatif
rifers (1973) menggunakan istilah lain
manipulatif         semi komunikatif         komunikatif
3.      Penyingkatan jarak waktu antara latihan manipulatif dan latihan komunikatif.
4.      Bentuk penggabungan yang lain bisa berupa penambahan porsi latihan membaca dan menulis yang dalam pendekatan komunikatif kurang diperhatikan.[5]

d.      Ciri-Ciri Pengajaran Bahasa Arab Dengan Menggunakan Metode Eklektik
Adapun ciri-ciri dari pengajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode eklektik adalah:
1.      Kemahiran berbahasa diajarkan dengan urutan bercakap, menulis, memahami dan membaca.
2.      Kegiatan belajar di kelas berupa latihan (oral practice), membaca keras (reading aloud) dan Tanya jawab.
3.      Dalam metode ini juga terdapat latihan menterjemahkan pelajaran gramatika secara dedukatif.
4.      Digunakan alat-alat atau audio visual.[6]
Sebagai suatu metode yang mengkombinasikan berbagai metode pengajaran, tentunya diharapkan agar kelemahan dari masing-masing metode secara terpisah dapat terhindari dan sebaliknya guru dapat dapat memaksimalkan keuntungan masing-masing metode tersebut, tentunya berdasarkan asumsi guru yang bersangkutan serta mempunyai pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan  secara baik.
Lebih jelasnya, berikut kelebihan pengajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode eklektik, yaitu:
1.      Guru dapat membuat pengajaran lebih bervariasi dan lebih menarik
2.      Masalah perbedaan individu, materi lingkungan belajar yang kurang menarik dapat dipecahkan.
3.      Guru dapat lebih percaya diri dan meyakinkan dalam mengajarkan keterampilan berbahasa.
4.      Dapat digalakkan keaktifan siswa belajar dengan sistem CBSA.
5.      Guru dapat menyampaikan materi pelajaran secara lebi cepat.
6.      Guru dapat menghidupkan suasana belajar mengajar di kelas.
7.      Siswa akan bersemangat dalam belajar/tidak cepat jenuh.
8.      Dapat lebih membuat siswa berkonsentrasi pada pelajaran.[7]




[1] Ahmad Fuad Efendi. Metodologi Pengajaran bahasa. Malang: Miskat, 2005., h. 6
[2] Ahmad Fuad Efendi. Metodologi Pengajaran bahasa. Malang: Miskat, 2005.h. 71
[3] Ahmad Fuad Efendi. Metodologi Pengajaran bahasa. Malang: Miskat, 2005. Hal. 184
[4] Ahmad Fuad Efendi. Metodologi Pengajaran bahasa. Malang: Miskat, 2005.Hal. 71
[5]Ahmad Fuad Efendi. Metodologi Pengajaran bahasa. Malang: Miskat, 2005. hal. 73-75
[6] Muljanto Sumardi. Pedoman Pengajaran Bahasa Asing. (Surabaya: CV. Ilmu Surabaya. 1975), h. 37
[7] Henry Guntur Taringan. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. (Bandung: Angkasa, 1991). h. 115.

MOTTO

Belajarlah Dengan Ikhlas
Bekerjalah Dengan Jujur

mana yang duluan, ayam atau telurnya????