Kamis, April 01, 2010

metode Eklektik dalam pembelajaran


Kajian Tentang Metode Eklektik
a.       Pengertian Metode Eklektik
Sebelum dijelaskan lebih lanjut tentang metode eklektik, penulis ingin menjelaskan tentang pengertian metode. Menurut Edward Anthony yang dikutip oleh Effendi bahwa metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan.[1]
Sedangkan metode eklektik adalah metode yang merupakan pemilahan dan penggabungan.[2] Dalam bahasa Arab, metode ini dikenal dengan beberapa nama antara lain: Toriqah al-Intiqo’iyyah, Toriqah al-Mukhtarah, dan Tariqah Taufiqiyyah.
Metode ini merupakan metode pengajaran bahasa asing (Arab) dengan cara menyajikan bahan pelajaran bahasa Arab di depan kelas melalui bermacam kombinasi beberapa metode.[3]
Dalam pelaksanaannya, guru dapat mengkombinasikan beberapa metode yang dianggap cocok untuk kondisi siswa yang diajar. Tentunya guru yang bersangkutan dapat lebih luwes dalam mengajar, karena tidak terpaku pada satu metode saja, dan juga dengan menggunakan metode gabungan (eklektik) guru dapat meminimalkan kelemahan masing-masing metode dan memaksimalkan keunggulan masing-masing metode yang digabungkan tersebut.
b.      Asumsi-Asumsi Munculnya Metode Eklektik
Metode ini didasarkan atas beberapa asumsi yaitu:
1.      Tidak ada metode yang ideal karena msing-masing metode3 mempunyai segi kelebihan dan kekurangan.
2.      Setiap metode mempunyai kelebihan dan dimanfaatkan untuk mengaktifkan pelajaran.
3.      Lahirnya metode baru bukan untuk menyaingi metode lama, akan tetapi sebagai penyempurnaan.
4.      Tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, semua guru, semua siswa dan semua program pengajaran.
5.      Yang terpenting dalam pengajaran adalah memenuhi kebutuhan pelajar.
6.      Setiap guru memilki wewenang dan kebebasan untuk memilih metode yang sesuai dengan kebutuhan pelajar.[4]

c.       Beberapa Bentuk Penggabungan Dalam Metode Eklektik
1.      Sadtono (1978) menyarankan agar porsi manipulatif dan komunikatif dalam pengajaran diatur secara gradual.
2.      Model yang menjembatani latihan-latihan manipulatif dengan latihan-latihan manipulatif.
Paulston (1971) mengenalkan tiga corak drill yaitu:
manipulatif         bermakna          komunikatif
rifers (1973) menggunakan istilah lain
manipulatif         semi komunikatif         komunikatif
3.      Penyingkatan jarak waktu antara latihan manipulatif dan latihan komunikatif.
4.      Bentuk penggabungan yang lain bisa berupa penambahan porsi latihan membaca dan menulis yang dalam pendekatan komunikatif kurang diperhatikan.[5]

d.      Ciri-Ciri Pengajaran Bahasa Arab Dengan Menggunakan Metode Eklektik
Adapun ciri-ciri dari pengajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode eklektik adalah:
1.      Kemahiran berbahasa diajarkan dengan urutan bercakap, menulis, memahami dan membaca.
2.      Kegiatan belajar di kelas berupa latihan (oral practice), membaca keras (reading aloud) dan Tanya jawab.
3.      Dalam metode ini juga terdapat latihan menterjemahkan pelajaran gramatika secara dedukatif.
4.      Digunakan alat-alat atau audio visual.[6]
Sebagai suatu metode yang mengkombinasikan berbagai metode pengajaran, tentunya diharapkan agar kelemahan dari masing-masing metode secara terpisah dapat terhindari dan sebaliknya guru dapat dapat memaksimalkan keuntungan masing-masing metode tersebut, tentunya berdasarkan asumsi guru yang bersangkutan serta mempunyai pengetahuan tentang berbagai metode yang digunakan  secara baik.
Lebih jelasnya, berikut kelebihan pengajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode eklektik, yaitu:
1.      Guru dapat membuat pengajaran lebih bervariasi dan lebih menarik
2.      Masalah perbedaan individu, materi lingkungan belajar yang kurang menarik dapat dipecahkan.
3.      Guru dapat lebih percaya diri dan meyakinkan dalam mengajarkan keterampilan berbahasa.
4.      Dapat digalakkan keaktifan siswa belajar dengan sistem CBSA.
5.      Guru dapat menyampaikan materi pelajaran secara lebi cepat.
6.      Guru dapat menghidupkan suasana belajar mengajar di kelas.
7.      Siswa akan bersemangat dalam belajar/tidak cepat jenuh.
8.      Dapat lebih membuat siswa berkonsentrasi pada pelajaran.[7]




[1] Ahmad Fuad Efendi. Metodologi Pengajaran bahasa. Malang: Miskat, 2005., h. 6
[2] Ahmad Fuad Efendi. Metodologi Pengajaran bahasa. Malang: Miskat, 2005.h. 71
[3] Ahmad Fuad Efendi. Metodologi Pengajaran bahasa. Malang: Miskat, 2005. Hal. 184
[4] Ahmad Fuad Efendi. Metodologi Pengajaran bahasa. Malang: Miskat, 2005.Hal. 71
[5]Ahmad Fuad Efendi. Metodologi Pengajaran bahasa. Malang: Miskat, 2005. hal. 73-75
[6] Muljanto Sumardi. Pedoman Pengajaran Bahasa Asing. (Surabaya: CV. Ilmu Surabaya. 1975), h. 37
[7] Henry Guntur Taringan. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. (Bandung: Angkasa, 1991). h. 115.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MOTTO

Belajarlah Dengan Ikhlas
Bekerjalah Dengan Jujur

mana yang duluan, ayam atau telurnya????